0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)

0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)
MARINE SURVEY

Saturday, September 24, 2011

[Oil&Gas] Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?

 

2011/9/25  <koesoema@melsa.net.id>:
> Memang sangat aneh. Mungkin utk pemerintah baik penerimaan negara naik. Tetapi kan kalau kontraktor ingin segala di-cost-recovery-kan supaya uang segera kembali, dan kalau dijadikan dalam bentuk investasi kembali sebagai depreciation yg lama. Apakah ini akan mendorong peningkatan produksi? Belum lagi dianggap pelanggaran kontrak. Sebetulnya yg menarik dari sistim PSC Indonesia itu cost-recovery-nya. RPK
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
 
Saya jadi ingat pembicaraan dengan Pak Koesoema beberapa waktu lalu menyangkut CR. Bahwa PSC merupakan Production Sharing Contract yang memang didalam arti harfiahnya produksinya di split. Namun biaya ditanggung oleh kontraktor (operator). Pak Koesoema dan saya juga penasaran, apakah PSC yang pertama kali dibuat dengan ASAMERA (cmiiw) tahun 1970-an itu mengandung CR didalam naskah kontraknya ? Kalau ada rekan BPMIGAS atau eks BPPKA yg dapat menemukan draft kontrak PSC pertama didunia ini mungkin bisa membuka ide dasar PSC, dan sejauh mana PSC sudah menyimpang ... eh berkembang :D
 
Saya kira PSC pertama ini tidak mengatakan adanya CR. Karena PSC artinya Production Sharing Contract, bukan PROFIT Sharing Contract. Dalam bahasa pedesaan namanya sistem PARO, artinya separo produksi untuk pemilik lahan, separo produksi untuk yang mengerjakan lahan. Biaya ditanggung oleh kontraktor/operator.
 
Saya sepakat dengan Pak Koesoema bahwa yang menarik dalam PSC adalah adanya CR, yang muncul beberapa tahun setelah PSC awal ini berjalan. Kalau tidak salah akibat embargo minyak arab yg menaikkan harga minyak. Sehingga host country (negara) "ngiri" atas keuntungan yang diperoleh si kontraktor. Dan dibuatlah pembagian 85-15 tetapi cost ditanggung bersama, dengan mekanisme disebut Cost Recovery. Disinlah awal PSC menjadi bermakna profit sharing !
(correct me if i am wrong).
 
Ketidakpastian
 
Ruwetnya pengelompokan item-item yang masuk dalam biaya yang direimburse dalam bentuk CR ini yang menyebabkan "pengawasan" host country (pemilik tanah/nagara) semakin rumit. Dengan adanya pameo "kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah" inilah maka akhirnya CR menjadi sebuah komponen keekonomian dengan ketidak pastian yang cukup tinggi.
 
Usaha eksplorasi migas memiliki ketidakpastian alami yang berasal dari sesuatu yang tidak dapat diraba dan diindera dengan benar yaitu kondisi geologi bawah permukaan. Faktor "unknown" dan berujung dengan penyelidikan melibatkan sains dan teknologi ini menyebabkan risiko dalam investasi. Risiko yang muncul akibat ketidak pastian ini merupakan bawaan alamiah. Dimanapun juga akan ada risiko dalam kegiatan eksplorasi bahan tambang. Risiko ini dapat dengan mudah dimengerti dan dianalisa serta dihtung probabilitasnya untuk dimasukkan dalam perhitungan keekonomian. Alam memang tidak pernah "aneh-aneh". Manusialah yang mencoba mengerti dan menghitungnya secara saintifik. Dan diperhitungkan dalam investasi. Mudah !
 
Ketidakpastian CR ini menyangkut ketidakpastian kebijakan, menyangkut manusia, dan akhirnya merupakan sebuah ketidakpastian sistem pengelolaan. Perusahaan kontraktor atau operator dimanapun juga akan menaruh ketidakpastian ini sebagai risk (risiko). Tentusaja ketidakpastian alamiah diatas dapat dianalisa secara numerik dan pendekatan saintifik karena menyangkut pengetahuan alamiah. Namun ketidak pastian sistem ini sangat memberatkan dan menyulikan investor dalam mengkalkulasi dan memperhitungkan keekonomian.
 
Beberapa perusahaan yang memperhitungkan keekonomian unrisk (khususnya untuk CR), akhirnya mendapatkan prediksi keuntungan yang sangat rendah, karena dengan anggapan CR merupakan salah satu faktor risiko. Artinya item-item yang "meragukan" akhirnya dimasukkan sebagai biaya tanggungan kontraktor. Tentusaja sangat memberatkan keekonomian sebuah proyek bukan ?
 
Barangkali dengan ketidakpastian CR inilah maka CR menjadi atau akhirnya dianggap sebagai biaya investasi. Atau bahkan ada yang menganggap sebagai upside potensial. Atau malah CR dimasukkan sebagai bagian dari income. Blaik !! .... Keuntungan akan beratambah bila CR disetujui, kalau tidak disetujuipun toh masih untung. Menang cacak, kalah cacak !
 
Disinilah mengapa CR menjadi penting (dan memusingkan) karena dapat dimasukkan pada komponen biaya, komponen keuntungan, bahkan mungkin sebagai komponen pendapatan ?
Apakah semestinya begitu ?
 
Salam
RDP

__._,_.___
Recent Activity:
--------------------------------------------------------------
Portal Industri : http://www.migas-indonesia.com
No E-mail (Web) : Migas_Indonesia-nomail@yahoogroups.com
Daily Digest    : Migas_Indonesia-digest@yahoogroups.com
Individual Mail : Migas_Indonesia-normal@yahoogroups.com
Administrator   : Migas_Indonesia-owner@yahoogroups.com
Mirror : http://groups.google.com/group/Migas-Indonesia-Google
Untuk pergantian alamat email dan pengiriman attachment
silahkan hubungi webmaster(at)migas-indonesia.com
HAPUS BAGIAN EMAIL YANG TIDAK DIPERLUKAN SEWAKTU REPLY
PENGIRIMAN ATTACHMENT KE MILIS HARUS MELEWATI ADMINISTRATOR
--------------------------------------------------------------
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment

LinkWithin2

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Jika anda merasa info ini berguna dan ingin mentraktir saya beli minuman, silahkan anda bisa mendonasikan sedikit rezeki anda dengan mengklik link dibawah ini:


Bisnis Tiket Pesawat Online

Disclaimer