0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)

0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)
MARINE SURVEY

Monday, May 2, 2011

Re: [Oil&Gas] Rangkuman Berita dan Artikel Migas Indonesia Online (02/05/11)

 



Migas-Indonesia.com hanyalah merangkumkan diskusi yang pernah terjadi di Milis Migas Indonesia.
Begitu juga dengan Migas-Indonesia.net, semua bahannya yah dari diskusi di Milis Migas Indonesia.
Rencananya dulu situs Migas-Indonesia.com hanya akan bisa diakses oleh pengunjung yang log-in terlebih dahulu.
Untuk menjadi anggotanya, akan dipungut biaya Rp. 100.000 / tahun sebagai pengganti ongkos maintenance situs.
Tapi sampai sekarang saya belum tega menerapkan kebijakan ini, sehingga Migas-Indonesia.com masih bisa diakses secara gratis.
 
Di bawah ini adalah rangkuman diskusi yang dimuat di edisi 02/05/11.
Memang diskusi lama (tahun 2005 & 2006), sehingga mungkin sudah pada lupa.
 
----- Original Message -----
From: "Adhia "James" Utama" <utama22@gmail.com>
Sent: Friday, December 23, 2005 9:57 PM
Subject: Re: [Oil&Gas] Corrossion at CO2 pipeline

Pak Rico,

Pertama yang harus dipahami adalah proses korosinya dulu, dalam sistem rekan anda yang notabene sistem CO2, korosi merupakan hal yang sangat lazim...apalagi tanpa treatment khusus untuk mengatasi korosi.

Korosi yang ditimbulkan oleh CO2 dikenal sebagai "sweet corrosion", CO2 lebih soluble dalam air 36 kali dibanding dengan oksigen pada 25 degC. Ketika makhluk ini larut dalam air, beliau akan membentuk carbonic acid. Pasti akan menurunkan pH dan tentunya korosivitas meningkat, karena dalam reaksinya, tiap satu mol carbonic acid akan melepaskan 2 mol atom hidrogen positif...dan eng ing eng...2 mol H+ ini akan menarik Fe dari pipa dengan membentuk FeCO3 dan gas H2. Reaksi sederhananya: Fe + H2O + CO2 ==> FeCO3 + H2

Faktor2 yang sangat membantu korosi dengan pengaruh CO2 adalah tekanan, suhu, pH, dan komposisi (sifat kimia) air. Tekanan umumnya jadi faktor yang bisa mengontrol korosi, terutama
hubungannya dengan tekanan parsial CO2. Sebagai gambaran (API guidelines):
1. Sistem dengan tekanan parsial CO2 diatas 30psi mengindikasikan bahwa korosi adalah sesuatu yang pasti.
2. Sistem dengan tekanan parsial 7-30psi, korosi mungkin terjadi.
3. Sistem dengan tekanan parsial dibawak 7 psi, umumnya tidak terjadi korosi.
Solubility CO2 berbanding terbalik dengan perubahan temperature.

Satu hal lagi, dalam kasus rekan anda ditemukan senyawa sulfida....ini hampir pasti H2S...karena jarang2 gas sulfida lain exist... H2S memberikan andil yang luar biasa besar dalam korosi...bahkan jauh lebih
besar dari CO2, apabila digabung H2S dan CO2.... WOW!!! JACKPOT!!! semua masalah korosi umumnya dimulai dari keberadaan dua makhluk ini... Sebagai gambaran, H2S kelarutan dalam air 70 kali dari pada oksigen. Korosi jenis ini biasanya disebut "sour corrosion". H2S bikin korosi pada pipa dengan tiga mekanisme...eng ing eng, apakah itu???
1. Acid attack...reaksi gampangnya: H2S + Fe ==> FexSy + 2H
Lagi-lagi beliau menghasilkan corrosion by-product dan atom hidrogen...pH sistem jelas akan turun, dan one thing 4 sure, corrosivity increase juga...hehehehe...
2. Galvanic attack...Iron sulfide merupakan produk yang paling insoluble dan cenderung membentuk deposit dalam sistem pipa. Iron sulfide merupakan katoda bagi steel and so stimulate the generation of an electric circuit, yang pada akhirnya akan menyerang si besi pipa...
3. Hydrogen attack
Hidrogen bisa berdifusi through si pipa dan pada saat yang sama akan membentuk ion hidrogen (as described above H+ promote corrosion).

Nah...(best part of it)...untuk corrosion preventingnya anda bisa pake beberapa metode...
1. Gunakan appropriate corrosion resistant materials for construction
2. Coatings, Linings, etc
3. Cathodic protection
4. Chemical corrosion inhibitor

Kebetulan saya kerja di Nalco, ya...rekomendasi saya sey...pake chemical...hehehehe (does it consider as a promotion?)

Mungkin untuk sementara itu dulu yah...klo mungkin ada diskusi lebih lanjut, saya akan sangat senang untuk bergabung...

Cheers,
James
 
----- Original Message -----
Sent: Wednesday, August 16, 2006 3:28 PM
Subject: [Oil&Gas] ons r ounce, pon r pound ????

Saya forward dari email teman saya di milist alumni, cukup mengagetkan bagi saya yang sama sekali tidak tau masalah ini. Semoga bermanfaat bagi rekan yang belum mengetahui, ...........
(apakah demikian adanya?)

ONS BUKAN 100 GRAM.  PENDIDIKAN YANG MENJADI BOOMERANG.
 
 Seorang teman saya yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK akhir tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis pengolahan limbah, yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini terkuak ketika seorang pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi secara langsung proses pengolahan limbah yang selama itu dianggap selalu gagal. Pasalnya adalah, takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya menggunakan satuan pound dan ounce. Kesalahan fatal muncul karena yang bersangkutan mengartikan 1 pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram, sesuai pelajaran yang ia terima dari sekolah. Sebelum PHK dijatuhkan, teman saya diberi tenggang waktu 7 hari untuk membela diri dgn. cara menunjukkan acuan ilmiah yang menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g. Usaha maksimum yang dilakukan hanya bisa menunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan ons (bukan ditulis ounce) adalah satuan berat senilai 1/10 kilogram. Acuan lain termasuk tabel-tabel konversi yang ber laku sah atau dikenal secara internasional tidak bisa ditemukan.
 
SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN. 
Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, saya mencoba menanyakan hal ini kepada lembaga yang paling berwenang atas sistem takar-timbang dan ukur di Indonesia, yaitu Direktorat Metrologi . Ternyata, pihak Dir. Metrologi-pun telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen 100 gram. Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk dalam Sistem Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia. Untuk ukuran berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan Ons bukanlah bagian dari sistem metrik ini dan untuk menghilangkan kebiasaan memakai satuan ons ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak timbangan (bandul atau timbal) yang bertulisan "ons" dan "pound".  Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 onfiltered= 100 gram dan 1 pound = 500 gram, ternyata tidak pernah ada acuan sistem takar-timbang legal atau pengakuan internasional atas satuan ons yang nilainya setara dengan 100 gram. Dan dalam sistem timbangan legal yang diakui dunia internasional, tidak pernah dikenal adanya satuan ONS khusus Indonesia. Jadi, hal ini adalah suatu kesalahan yang diwariskan turun-temurun. Sampai kapan mau dipertahankan ? 
 
BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI ? 
Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih di bangku sekolah dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja nyata, kebiasaan salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh karena akan menyesatkan.  Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana penyadaran akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan sah dikemas dalam materi pelajaran secara benar, dan bagaimana para murid (anak-anak kita) menerapkan dalam hidup sehari-hari. Sungguh memprihatinkan. Semua sekolah mengajarkan bahwa 1 onfiltered= 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan anak-anak kita pun menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. "Racun" ini sudah tertanam didalam otak anak kita sejak usia dini.  Dari para guru, saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku pegangan yang diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia mengajarkan seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin bagi para guru untuk melakukan koreksi selama Dep. Pendidikan belum merubah atau memberi-kan petunjuk resmi. 
 
TANGGUNG JAWAB SIAPA ? 
Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa diatas, Departemen Pendidikan kita jangan lepas tangan. Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama kepada para guru yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya agar tidak menjadi beban psikologis bagi mereka ; "acuan sistem timbang legal yang mana yang pernah diakui / diberlakukan secara internasional , yang menyatakan bahwa :  1 ons adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram."?  Kalau Dep. Pendidikan tidak bisa menunjukkan acuannya, mengapa hal ini diajarkan secara resmi di sekolah sampai sekarang ?  Pernahkan Dep. Pendidikan menelusuri, dinegara mana saja selain Indonesia berlaku konversi 1 onfiltered= 100 gram dan 1 pound = 500 gram ?  Patut dipertanyakan pula, bagaimana tanggung jawab para penerbit buku pegangan sekolah yang melestarikan kesalahan ini ?  Kalau Dep. Pendidikan mau mempertahankan satuan ons yang keliru ini, sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang pemakaian satuan "ons" dalam transaksi legal, maka konsekwensinya ialah harus dibuat sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas). Sistem baru inipun harus diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum diajarkan kepada anak-anak. Perlukah adanya sistem timbangan Indonesia yang konversinya adalah 1 ons (Depdiknas) = 100 gram dan 1 pound (Depdiknas) = 500 gram? Bagaimana "Ons dan Pound (Depdiknas)" ini dimasukkan dalam sistem metrik yang sudah baku diseluruh dunia ? Siapa yang mau pakai ?. 
 
HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI. 
Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema yang merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih banyak kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah satu contoh kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue dari buku luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya.  Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan masalah nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan.   Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan anak-anak Indonesia. Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu memperbaiki kesalahan.  Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal Takar-Timbang-Ukur, Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun terhadap Direktorat Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang di Indonesia. Mari kita ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi.  Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak kita harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya, prosesnya, materinya maupun arah pendidikannya.
 
ACUAN MANA YANG BENAR ? 
Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia tehnik, dan juga ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford, dll. (maaf, ini bukan promosi) menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak perlu diragukan lagi.  Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu dapat dijumpai dengan mudah di-dalam buku harian / diary/agenda yang biasanya diberikan oleh toko atau produsen suatu produk sebagai sarana promosi.  Salah satu konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara internasional adalah sistem avoirdupois / avdp. (baca : averdupoiz). 
1 ounce/ons/onfiltered= 28,35 gram (bukan 100 g.) 
1 pound = 453 gram (bukan 500 g.)  1 pound = 16 ounce (bukan 5 ons) 
Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik resep obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram. Apakah kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malpraktek ? Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum !!! Jadi, kalau malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang mengajarkan. (ini hanya gambaran / ilustrasi salah satu akibat yang bisa ditimbulkan, bukan kejadian sebenarnya, tetapi dalam bidang lain banyak sekali terjadi)
 
Salam,
Budhi S.

----- Original Message -----
From: "supriyatno_gatot" <supriyatno_gatot@yahoo.com>
Sent: Friday, July 06, 2007 7:54 PM
Subject: Re: [Oil&Gas] Tingkat Kandungan Lokal (TKDN)

----- Original Message -----
From: "m.apriyudi syafputra" <reman130488@yahoo.co.id>
Sent: Monday, May 02, 2011 7:11 PM
Subject: Bls: [Oil&Gas] Rangkuman Berita dan Artikel Migas Indonesia Online (02/05/11)

> Pak Faizal
> Itu dari migas-indonesia.com. Disana ada diskusi dengan beberapa topik oleh membernya.
> Tapi yang saya mau tanyakan, bagaimana cara untuk menjadi member disana?mungkin ada rekan-rekan disini yang tahu.
> Saya sudah mencoba email
webmaster@migas-indonesia.com, tapi tidak ada respon
>
> salam
> apri

__._,_.___
Recent Activity:
--------------------------------------------------------------
Portal Industri : http://www.migas-indonesia.com
No E-mail (Web) : Migas_Indonesia-nomail@yahoogroups.com
Daily Digest    : Migas_Indonesia-digest@yahoogroups.com
Individual Mail : Migas_Indonesia-normal@yahoogroups.com
Administrator   : Migas_Indonesia-owner@yahoogroups.com
Mirror : http://groups.google.com/group/Migas-Indonesia-Google
HAPUS BAGIAN EMAIL YANG TIDAK DIPERLUKAN SEWAKTU REPLY
PENGIRIMAN ATTACHMENT KE MILIS HARUS MELEWATI ADMINISTRATOR
--------------------------------------------------------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment

LinkWithin2

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Jika anda merasa info ini berguna dan ingin mentraktir saya beli minuman, silahkan anda bisa mendonasikan sedikit rezeki anda dengan mengklik link dibawah ini:


Bisnis Tiket Pesawat Online

Disclaimer