Usulan Papua yg bersatu dan bermufakat ke pemerintah pusat bukan nya malah lebih ekstrim ?
Rekan ,
Seharusnya kita melihat terbalik dari uraian Cak Dahlan , bukan melihat ke perusahaan besar tersebut yang di fokuskan namun kepada pemerintah (baik daerah maupun pusat) dan masyarakat Papua sendiri bagaimana mereka bersatu mencapai mufakat untuk mencerahkan kehidupan untuk dapat (minimal) mensejajarkan dengan daerah lain di luar Papua
Jika pemda setempat tidak dapat mengajak masyarakat sekitar untuk dapat berbuat lebih baik dari kondisi sekarang itulah yang harus di gerakkan lebih intensif untuk kemudian diteruskan semangat kebersamaan itu ke pemerintah pusat untuk di rumuskan secara bersama apa yang terbaik untuk di kembangkan di daerah Papua (dengan tetap semangat kebersamaan yang harus di kedepankan tanpa harus mementingkan salah satu kelompok)
Dengan semangat seperti itu , Papua akan lebih maju secara bertahap dan perumusan itupun harus mencakup semua sektor karena jika hanya memfokuskan salah satu sektor saja akan percuma karena tidak akan mengenai sasaran. Karena tidak hanya masalah infrastruktur saja yang terasa parah namun ke semua sektor
Janganlah sekarang ini mengedepankan semangat "kaya" terus yang di sodorkan karena biasanya kalau kata "kaya" tersebut yang di kedepankan kecenderungan sifat malas akan lebih menonjol dan hanya menunggu "bantuan"
Salam,
Andy Indradjaja
Dosen salah satu Universitas di Sorong - Papua Barat
From: Ahmad Mujib <ahmad.mujib@gmail.com>
Sender: Migas_Indonesia@yahoogroups.com
Date: Sun, 28 Aug 2011 15:05:00 +0700
To: Migas Indonesia<Migas_Indonesia@yahoogroups.com>; Maintenance Migas Milis<maintenance_migas@yahoogroups.com>
ReplyTo: Migas_Indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Oil&Gas] (Energy) Ironi di Bintuni, Mummi Listrik di Digul
Ironi di Bintuni, Mummi Listrik di Digul
Inilah safari ramadan terpanjang yang saya lakukan minggu lalu: Jakarta-Sorong-Sorongselatan-Bintuni-Nabire-Timika-Wamena-Yahukimo-Digul-Merauke-Sota-Jayapura-Makasar-Surabaya-Jakarta. Lebih panjang dari perjalanan saya ke Papua tahun lalu: Sorong-Fakfak-Kaimana-Manokwari-Jayapura. Meski begitu ternyata baru 14 kabupaten di Papua yang saya kunjungi. Masih 13 kabupaten lagi yang belum: Waropen, Yupe Waropen, Asmat, Yappi, Pegunungan Bintang, Biak, Serui dan seterusnya.
Di depan PLTD Digul yang sudah jadi mumi
Begitu luas wilayah Papua. Begitu minim fasilitas listriknya. Ada ironi pula di dalamnya.
Bintuni contohnya.
Portal Industri : http://www.migas-indonesia.com
No E-mail (Web) : Migas_Indonesia-nomail@yahoogroups.com
Daily Digest : Migas_Indonesia-digest@yahoogroups.com
Individual Mail : Migas_Indonesia-normal@yahoogroups.com
Administrator : Migas_Indonesia-owner@yahoogroups.com
Mirror : http://groups.google.com/group/Migas-Indonesia-Google
Untuk pergantian alamat email dan pengiriman attachment
silahkan hubungi webmaster(at)migas-indonesia.com
HAPUS BAGIAN EMAIL YANG TIDAK DIPERLUKAN SEWAKTU REPLY
PENGIRIMAN ATTACHMENT KE MILIS HARUS MELEWATI ADMINISTRATOR
--------------------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment