pak Dirman dan rekan2 milis migas yg saya hormati,
mohon maaf kalau email job info dari saya kurang berkenan, mohon dilupakan saja.
namun bagi saya pribadi, email dari pak Dirman sangat menarik dan bagus jadi bahan refleksi kita bersama, terima kasih banyak pak Dirman.
bagi kalangan profesi tertentu spt migas, petrokimia dll, yg kebutuhan dan perpindahan tenaga kerja lintas dunia sangat tinggi dan luas, apa yg disampaikan pak Dirman, menjadi bagaikan sebuah dilemma tersendiri. Pada satu sisi, individu2 yg memiliki keahlian tinggi mendapatkan penawaran kesempatan hidup yg lebih baik di negeri orang, namun pada sisi lain, perusahaan2 di tanah air, kehilangan orang2 terbaiknya, yg juga adalah investasi perusahaan karena telah banyak biaya dikeluarkan utk pengembangan keahlian nya, spt training dll, dan pada jangka panjang akan menurunkan kinerja persh2 indonesia. Sebuah dilemma utk siapa dan apa sebenarnya kita bekerja ? dimanakah letak nasionalisme ?
Kalau istilah pak Dirman, telah terjadi pembajakan tenaga kerja ahli, kalau di bidang akademis dikenal istilah brain drain ( spt banyak org Indonesia yg jadi dosen di Malaysia, atau para ahli pesawat dari IPTN/PTDI yg hijrah ke berbagai persh pesawat dunia )
Saat saya dulu kerja di sebuah multinational company di Indonesia, sempat terpikir juga, apakah kalau kerja di Indonesia tapi di perusahaan asing yg mengeruk kekayaan sumber daya alam Indonesia, apakah bisa dianggap bahwa kita berbakti pada tanah air pula ?
Saya pernah ngobrol dg HR Manager di tempat kerja dulu, ia bilang kalau ada pertemuan praktisi HR di industry hulu, spt migas, petrokimia, pupuk , salah satu hal yg menjadi issue ialah betapa banyak para tenaga terampil perusahaan, biasanya level menengah yg hijrah ke negeri2 timur tengah, dan secara pengembangan perusahaan hal tsb adalah kerugian juga, namun mereka pun ( praktisi HR) tak menemukan juga solusi jalan keluar nya. Karena yg biasanya dicari adalah pekerja ahli yg berpengalaman lebih dari 5 tahun, secara praktis mereka itulah yg jadi tulang punggung perusahaan karena berada di level menengah. Sehingga yg tertinggal ialah mereka yg di level atas ( manajemen) atau yg berusia tua, tak berminat utk hijrah karena sudah merasa mapan dan para pekerja di level bawah ( pengalaman kerja di bawah 5 thn ). Secara umum hal tsb tak bagus utk pengembangan jangka panjang perusahaan.
Jadi dalam hal ini, ada 2 ranah berpikir yg berbeda, ranah berpikir individu ( pekerja ) dan ranah berpikir institusi ( perusahaan , Negara ). Sebagai org Indonesia, sy kira para pekerja Indonesia di luar negeri, sebenarnya tak ingin kerja di luar negeri, mereka juga org2 yg masih memiliki kepedulian bagaimana Indonesia maju. namun secara pribadi mereka melihat dari sisi lain, ttg bagaimana mereka perlu struggle dalam perjalanan hidup ini. Tak selamanya ranah berpikir pribadi bisa sejalan dg ranah berpikir institusi.
Negara2 timur tengah khususnya Negara teluk spt Qatar, UAE, Kuwait, Saudi, saat ini sedang giat melakukan pembangunan industrinya, agar mereka bisa mandiri, tak sekedar tergantung dari kekayaan sumber daya alam belaka ( minyak dan gas ), sederhananya kalau dulu, spt Libya, jual minyak mentah doang, skarang mereka ingin mengolahnya lebih lanjut jadi barang dg nilai tambah yg lebih tinggi, spt produk olahan minyak, gas, petrokimia, dll. Sehingga mereka membutuhkan tenaga kerja yg banyak dan mereka menyadari tak bisa dipenuhi oleh tenaga kerja setempat yg perlu waktu lama utk membangun keahlian nya. Selama ini , kebanyakan tenaga kerja level menengah bawah dari India, Pakistan, Bangladesh, Filipina. Setelah banyak pula tenaga kerja ahli dari Indonesia yg terlibat di sana, mulai sejak dari project, start up plant, sampai plant running. Pihak manajemen persh ( org arab setempat) akhirnya bisa memahami betapa tenaga kerja Indonesia, memiliki keunggulan di banding negara2 lain nya. org kita dikenal rajin kerja dan tak banyak membuat keributan, semisal mereka bandingkan dg tenaga kerja india yg dianggap banyak cuap2 tapi kerjanya tak begitu maksimal, selain itu org2 arab bisa lebih akrab dan dekat dg org Indonesia secara social budaya karena kesamaan agama, hal yg tak bisa mereka rasakan dibanding org2 india atau Filipina. Misalnya utk posisi yg sama ada pelamar dari india, Pakistan,Filipina, Indonesia, mereka cenderung akan memilih org indonesia.
Biasanya tiap perusahaan memiliki kuota tersendiri utk masing2 negara pada kegiatan recruitment nya, dimana persh menjaga kesetimbangan dari bangsa2 yg ada di persh tsb. Dan utk tenaga kerja dari Indonesia, sdh ada kuota tersendiri pula yg berbeda2 utk tiap persh, dan umumnya org kita termasuk tenaga kerja unggulan yg dicari.
Di tempat sy kerja saat ini ada hampir 250 org Indonesia, sekitar 15% dari total pekerja dan utk project pengembangan , sampai 2 thn ke depan, mereka berencana merekrut sekitar 100 org Indonesia lagi, menunjukkan betapa pihak manajemen, begitu menaruk kepercayaan pada org2 kita. Di daerah sy kerja skarang, pusat industry hulu UAE, ada oil refinery, gas processing plant, fertilizier plant, nitrogen plant, petrochemical plant, dll, semuanya sedang melakukan project pengembangan besar2an . dalam 3-5 thn ke depan, mereka melakukan recruitment tenaga kerja ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Dan tenaga kerja Indonesia termasuk favorit manajemen persh, jadi terbuka luas peluang utk org2 kita. Selain UAE, negara2 lain spt Qatar, Saudi, juga memiliki citra yg positif thd tenaga ahli Indonesia.
Jadi intinya tingkat kebutuhan dari luar negeri ( timur tengah) cukup tinggi sampai 3-5 tahun ke depan, namun ketersediaan tenaga ahli berpengalaman mulai langka. Dubes RI di UAE, sudah mencanangkan utk mengurangi, bahkan menghapus pengiriman tenaga kerja level rendah ( TKW pekerja domestik) dan meningkatkan pengiriman tenaga kerja ahli.
Kira2 spt itulah kondisinya, ada demand yg tinggi thd skill workers pada bidang tertentu (migas, petrokimia) dari luar negeri ( timur tengah) , namun pada sisi lain, perusahaan2 indonesia merasa kehilangan tenaga2 berpengalaman nya.
Kalau berkaca pula pada kondisi ekonomi negeri kita, betapa tingkat pengangguran di Indonesia masih tinggi, betapa banyak lulusan perguruan tinggi kita yg masih menganggur. Kesempatan kerja di luar negeri, adalah sebuah solusi juga, walau bukan yg terbaik, setidaknya mereka yg keluar kerja di sebuah perusahaan, telah membuka kesempatan kerja bagi org lain ( yg menganggur ). coba kita ingat pula,.
Jadi teringat kampung halaman saya di ranah minang, dimana banyak orang2nya pergi merantau dan biasanya adalah org2 yg potensial, baik dalam bidang akademis maupun dagang. Namun ternyata tidak sampai bangkrut pula negeri indah tsb, para perantau tetap teringat kampung halaman nya dan sering memberi sumbangan baik material maupun non material. kata pepatah, dunia ini tak seluas daun kelor dan masing2 orang sudah ada jalan rizkinya tersendiri.
insya Allah, teman2 yg kerja di luar negeri, suatu saat akan pulang juga, berbuat yg terbaik utk masyarakat Indonesia pada umum nya,
wassalam
Hendra M
abu dhabi, UAE
http://hdmessa.wordpress.com
--- In Migas_Indonesia@yahoogroups.com, Dirman Artib <dir.art@...> wrote:
>
> Makna "hijack" menurut Thesaurus
>
> *hi·jack* also *high·jack* (hjk) *Informal*
> *tr.v.* *hi·jacked* also *high·jacked*, *hi·jack·ing* also *high·jack·ing*,
> *hi·jacks* also *high·jacks*
> *1. *
> *a. *To stop and rob (a vehicle in transit).
> *b. *To steal (goods) from a vehicle in transit.
> *c. *To seize control of (a moving vehicle) by use of force, especially in
> order to reach an alternate destination.
> *2. *
> *a. *To steal from as if by hijacking.
> *b. *To swindle or subject to extortion.
> *n.*
> The act or an instance of hijacking.
>
> Makna bebasnya adalah membajak tenaga kerja (professional) dari
> organisasi/perusahaan lain atau dari negara lain.
>
> Sasaran pembajakan biasanya adalah organisasi/perusahaan atau tempat bekerja
> yang tak kompetitive, tak puas (dari aspek yang umum), tetapi sebenarnya
> memiliki SDM yang cemerlang. Itu sangat-sangat buanyaaak di Indonesia, kan.
>
> Mudah-mudahan saya memang salah ketik.
>
> Salam,
>
> d'Art.
Portal Industri : http://www.migas-indonesia.com
No E-mail (Web) : Migas_Indonesia-nomail@yahoogroups.com
Daily Digest : Migas_Indonesia-digest@yahoogroups.com
Individual Mail : Migas_Indonesia-normal@yahoogroups.com
Administrator : Migas_Indonesia-owner@yahoogroups.com
Mirror : http://groups.google.com/group/Migas-Indonesia-Google
HAPUS BAGIAN EMAIL YANG TIDAK DIPERLUKAN SEWAKTU REPLY
PENGIRIMAN ATTACHMENT KE MILIS HARUS MELEWATI ADMINISTRATOR
--------------------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment