RSS Feed (xml)
MANADO — Listrik yang masih dihasilkan oleh energi berbahan bakar fosil, mendapat perhatian serius Prof Jose Roberto Moreira, PhD. Penerima Nobel Perdamaian Tahun 2007 itu menyatakan kepentingan ekonomi jangan mengorbankan kelestarian lingkungan. "Pemanasan global makin parah akibat penggunaan energi berbahan fosil," kata Moriera kepada wartawan di Novotel Grand Kawanua Manado.
Moreira yang baru pertama kali ke Manado ini tampil sebagai keynote speaker dalam CEO Conference 2011 The Association of the Electricity Supply Industry of East Asia and the Western Pacific (AESIEAP), di Novotel Grand Kawanua Convention Centre (GKCC). Penerima Nobel asal Brazil itu akan membawakan materi "Clean Technology and Economic Potential of Greenhouse Gas Emissions Reduction".
Moreira yang telah berkunjung ke Pulau Bunaken, kemarin pagi hingga siang, mengaku Indonesia memiliki banyak potensi energi terbarukan (renewable energy). "Saya sudah rasakan sendiri sinar mataharinya sangat berlimpah," kata Moreira. "Di Pulau Bunaken, pembangkit tenaga surya besar. Sungguh menakjubkan boleh melayani pulau sebesar itu," katanya, kagum.
Menurutnya, Indonesia sebenarnya boleh lebih banyak mengurangi pembangkit berbahan baku fosil seperti BBM dan batu bara. Sebab, potensi energi baru terbarukan sangat melimpah. "Inovasi-inovasi sudah ada, hanya implementasinya saja," kata Moreira. "Di sini (Sulut, red) setahu saya banyak renewable energy untuk melayani kebutuhan listrik," tambahnya.
Senior scientist di MGM Innova Brasil iru menambahkan, penggunaan renewable energy untuk listrik akan sangat mendukung mitigasi bencana pemanasan global yang terus terjadi di bumi ini. "Ekonomi maju dan langit yang biru, kan lebih baik untuk kehidupan kita," ujar Guru Besar Fisika dan Energi di Universitas Sao Paolo Brasil itu.
Sementara itu, Ketua Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Moch. Harry Jaya Pahlawan mengatakan, CEO Conference AESIEAP atau Asosiasi Pemasok Industri Kelistrikan di Asia Timur dan Pasifik Barat ini sangat penting dalam persiapan penyelenggaraan CEPSI (Conference of Electrical Power Supply Industry (CEPSI) ke-19 di Bali, Oktober 2012 nanti. "CEPSI itu untuk mewujudkan clean technology dalam bidang pembangkit listrik seperti dambaan dunia," kata Jaya Pahlawan.
Menurut Pahlawan, seperti di Selandia Baru seluruh pembangkit listriknya sudah berteknologi ramah lingkungan atau clean technology. "Berskala besar dan murah," katanya. "Ini yang harus diikuti Indonesia mengingat kita berlimpah energi terbarukan. Ada panas bumi, air, mini hydro, surya, bayu, dan gelombang laut, tapi tidak termanfaatkan maksimal," ujarnya.
Upaya penggunaan energi terbarukan itu tidak lepas dari peran mantan Dirut PLN yang kini menjadi Menteri BUMN Dahlan Iskan. Sosok yang telah berhasil menyembuhkan PLN dari sakit parah yang lama itu melihat, pembangkit listrik yang ada saat ini, terutama di daerah-daerah, masih didominasi tenaga disel berbahan bakar solar. "Inilah yang membebani negara dengan subsidinya," kata Dahlan beberapa waktu lalu.
Makanya, selain mengejar ketertinggalan listrik atas pergerakan ekonomi negeri ini, selain membangun pembangkit yang lebih murah walau masih berbahan bakar fosil batu bara dan gas, PLN juga gencar membangun pembangkit berenergi terbarukan di seluruh wilayah. Pembangkit dari air, panas bumi, dan tenaga matahari terus dibangun. "Suatu saat, dengan waktu tak terlalu lama, PLTD tinggal menjadi bagian dari sejarah," kata Dahlan.
CEO Conference AESIEAP ini juga sangat penting bagi negara-negara di Asia Pasifik yang beberapa di antaranya masih krisis listrik, tapi terus terhalang dengan isu kelestarian lingkungan untuk memecahkan masalahnya. "Tenaga nuklir salah satu solusi, tapi tidak mudah. Kelestarian lingkungan menjadi pertimbangan," kata salah seorang pejabat di PLN. "Makanya, PLN akan memperbanyak pembangkit energi terbarukan yang ramah lingkungan," tambahnya.
Untuk diketahui, peserta pertemuan seperti dari Thailand, Hong Kong, Cina, Korea, Sri Lanka, dan beberapa negara Asia.Executive Public Relation MKI Ario Subijoko mengaku, dipilihnya PLN Suluttenggo sebagai tuan rumah pertemuan yang diikuti pimpinan 35 perusahaan dari 15 negara, karena PLN Suluttenggo merupakan salah satu unit PLN yang sangat peduli pemanfatan energi baru terbarukan. "Salah satu contohnya adalah PLTS Bunaken yang jadi pilot project nasional," kata Ario.
Ario menyebut, berdasarkan data hingga September 2011 produksi kWH dari seluruh mesin pembangkitnya lebih dari 64 persen dihasilkan dari pembangkit listrik yang memanfaatkan energi baru terbarukan. "Yang pasti ramah lingkungan. Seperti PLTA, PLTMH, PLTP, dan PLTS," ujarnya.
Ario menyebutkan, keberhasilan ini tidak lepas dari peran pemerintah khususnya Gubernur Sulut Dr SH Sarundajang dalam mendorong pembangunan pembangkit listrik yang berwawasan lingkungan. "Dukungannya nyata terlihat dari sisi perijinan, penyederhaan birokrasi, penyiapan lahan, hingga kegiatan sosialisasi kepada masyarakat sekitar," katanya.
Ario menambahkan, CEO Conference AESIEAP dibuka oleh Gubernur Sarundajang. Sementara itu, seluruh peserta telah berada di Novotel dan telah mengikuti welcome dinner di Novotel GKCC. Dari PLN Pusat telah hadir Direktur Perencanaan Nasri Sebayang, dan sejumlah pejabat penting di PLN.
Moreira yang baru pertama kali ke Manado ini tampil sebagai keynote speaker dalam CEO Conference 2011 The Association of the Electricity Supply Industry of East Asia and the Western Pacific (AESIEAP), di Novotel Grand Kawanua Convention Centre (GKCC). Penerima Nobel asal Brazil itu akan membawakan materi "Clean Technology and Economic Potential of Greenhouse Gas Emissions Reduction".
Moreira yang telah berkunjung ke Pulau Bunaken, kemarin pagi hingga siang, mengaku Indonesia memiliki banyak potensi energi terbarukan (renewable energy). "Saya sudah rasakan sendiri sinar mataharinya sangat berlimpah," kata Moreira. "Di Pulau Bunaken, pembangkit tenaga surya besar. Sungguh menakjubkan boleh melayani pulau sebesar itu," katanya, kagum.
Menurutnya, Indonesia sebenarnya boleh lebih banyak mengurangi pembangkit berbahan baku fosil seperti BBM dan batu bara. Sebab, potensi energi baru terbarukan sangat melimpah. "Inovasi-inovasi sudah ada, hanya implementasinya saja," kata Moreira. "Di sini (Sulut, red) setahu saya banyak renewable energy untuk melayani kebutuhan listrik," tambahnya.
Senior scientist di MGM Innova Brasil iru menambahkan, penggunaan renewable energy untuk listrik akan sangat mendukung mitigasi bencana pemanasan global yang terus terjadi di bumi ini. "Ekonomi maju dan langit yang biru, kan lebih baik untuk kehidupan kita," ujar Guru Besar Fisika dan Energi di Universitas Sao Paolo Brasil itu.
Sementara itu, Ketua Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Moch. Harry Jaya Pahlawan mengatakan, CEO Conference AESIEAP atau Asosiasi Pemasok Industri Kelistrikan di Asia Timur dan Pasifik Barat ini sangat penting dalam persiapan penyelenggaraan CEPSI (Conference of Electrical Power Supply Industry (CEPSI) ke-19 di Bali, Oktober 2012 nanti. "CEPSI itu untuk mewujudkan clean technology dalam bidang pembangkit listrik seperti dambaan dunia," kata Jaya Pahlawan.
Menurut Pahlawan, seperti di Selandia Baru seluruh pembangkit listriknya sudah berteknologi ramah lingkungan atau clean technology. "Berskala besar dan murah," katanya. "Ini yang harus diikuti Indonesia mengingat kita berlimpah energi terbarukan. Ada panas bumi, air, mini hydro, surya, bayu, dan gelombang laut, tapi tidak termanfaatkan maksimal," ujarnya.
Upaya penggunaan energi terbarukan itu tidak lepas dari peran mantan Dirut PLN yang kini menjadi Menteri BUMN Dahlan Iskan. Sosok yang telah berhasil menyembuhkan PLN dari sakit parah yang lama itu melihat, pembangkit listrik yang ada saat ini, terutama di daerah-daerah, masih didominasi tenaga disel berbahan bakar solar. "Inilah yang membebani negara dengan subsidinya," kata Dahlan beberapa waktu lalu.
Makanya, selain mengejar ketertinggalan listrik atas pergerakan ekonomi negeri ini, selain membangun pembangkit yang lebih murah walau masih berbahan bakar fosil batu bara dan gas, PLN juga gencar membangun pembangkit berenergi terbarukan di seluruh wilayah. Pembangkit dari air, panas bumi, dan tenaga matahari terus dibangun. "Suatu saat, dengan waktu tak terlalu lama, PLTD tinggal menjadi bagian dari sejarah," kata Dahlan.
CEO Conference AESIEAP ini juga sangat penting bagi negara-negara di Asia Pasifik yang beberapa di antaranya masih krisis listrik, tapi terus terhalang dengan isu kelestarian lingkungan untuk memecahkan masalahnya. "Tenaga nuklir salah satu solusi, tapi tidak mudah. Kelestarian lingkungan menjadi pertimbangan," kata salah seorang pejabat di PLN. "Makanya, PLN akan memperbanyak pembangkit energi terbarukan yang ramah lingkungan," tambahnya.
Untuk diketahui, peserta pertemuan seperti dari Thailand, Hong Kong, Cina, Korea, Sri Lanka, dan beberapa negara Asia.Executive Public Relation MKI Ario Subijoko mengaku, dipilihnya PLN Suluttenggo sebagai tuan rumah pertemuan yang diikuti pimpinan 35 perusahaan dari 15 negara, karena PLN Suluttenggo merupakan salah satu unit PLN yang sangat peduli pemanfatan energi baru terbarukan. "Salah satu contohnya adalah PLTS Bunaken yang jadi pilot project nasional," kata Ario.
Ario menyebut, berdasarkan data hingga September 2011 produksi kWH dari seluruh mesin pembangkitnya lebih dari 64 persen dihasilkan dari pembangkit listrik yang memanfaatkan energi baru terbarukan. "Yang pasti ramah lingkungan. Seperti PLTA, PLTMH, PLTP, dan PLTS," ujarnya.
Ario menyebutkan, keberhasilan ini tidak lepas dari peran pemerintah khususnya Gubernur Sulut Dr SH Sarundajang dalam mendorong pembangunan pembangkit listrik yang berwawasan lingkungan. "Dukungannya nyata terlihat dari sisi perijinan, penyederhaan birokrasi, penyiapan lahan, hingga kegiatan sosialisasi kepada masyarakat sekitar," katanya.
Ario menambahkan, CEO Conference AESIEAP dibuka oleh Gubernur Sarundajang. Sementara itu, seluruh peserta telah berada di Novotel dan telah mengikuti welcome dinner di Novotel GKCC. Dari PLN Pusat telah hadir Direktur Perencanaan Nasri Sebayang, dan sejumlah pejabat penting di PLN.
__._,_.___
--------------------------------------------------------------
Portal Industri : http://www.migas-indonesia.com
No E-mail (Web) : Migas_Indonesia-nomail@yahoogroups.com
Daily Digest : Migas_Indonesia-digest@yahoogroups.com
Individual Mail : Migas_Indonesia-normal@yahoogroups.com
Administrator : Migas_Indonesia-owner@yahoogroups.com
Mirror : http://groups.google.com/group/Migas-Indonesia-Google
Untuk pergantian alamat email dan pengiriman attachment
silahkan hubungi webmaster(at)migas-indonesia.com
HAPUS BAGIAN EMAIL YANG TIDAK DIPERLUKAN SEWAKTU REPLY
PENGIRIMAN ATTACHMENT KE MILIS HARUS MELEWATI ADMINISTRATOR
--------------------------------------------------------------
Portal Industri : http://www.migas-indonesia.com
No E-mail (Web) : Migas_Indonesia-nomail@yahoogroups.com
Daily Digest : Migas_Indonesia-digest@yahoogroups.com
Individual Mail : Migas_Indonesia-normal@yahoogroups.com
Administrator : Migas_Indonesia-owner@yahoogroups.com
Mirror : http://groups.google.com/group/Migas-Indonesia-Google
Untuk pergantian alamat email dan pengiriman attachment
silahkan hubungi webmaster(at)migas-indonesia.com
HAPUS BAGIAN EMAIL YANG TIDAK DIPERLUKAN SEWAKTU REPLY
PENGIRIMAN ATTACHMENT KE MILIS HARUS MELEWATI ADMINISTRATOR
--------------------------------------------------------------
MARKETPLACE
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment