IMQ, Jakarta — Pemerintah saat ini sedang mengkaji harga jual energi panas bumi kepada PT PLN. Hal itu dikarenakan kondisi alam penghasil energi panas bumi yang berbeda-beda menjadi faktor utama.
Demikian disampaikan Direktur Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Kardaya Warnika saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (7/11).
"Kami sedang mengkaji, karena lebih baik kalau harga panas bumi yang ditetapkan untuk dibeli oleh PLN itu tidak sama di seluruh Indonesia, karena Indonesia itu sangat luas dan kondisinya beda-beda," kata Kardaya.
Kardaya menjelaskan bahwa kenaikan tersebut diperlukan mengingat potensi energi daerah tersebut hanya bersumber pada panas bumi. Pasalnya jika harus menggunakan BBM, maka biaya yang dikeluarkan akan lebih besar.
"Daripada harus membakar BBM yang harganya jauh lebih mahal, kalau memang harga panas bumi itu naik dan tidak melebihi BBM kenapa tidak. Jadi jangan melihat harganya," jelas Kardaya.
"Tapi prinsipnya, bahwa akan ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, jangan sebut angka. Kalau angkanya berapa inilah yang lagi dikaji," ujarnya.
Kardaya menambahkan bahwa pengkajian harga tersebut berdasarkan pertimbangan aspek lingkungan. Namun apakah pembagian itu berdasarkan wilayah, pemerintah belum bisa menjelaskan lebih detil karena masih dalam studi.
"Saya belum bisa sebut berapa wilayah. Mudah-mudahan saja paling tidak akhir tahun ini sudah selesai," pungkasnya.
Untuk diketahui, harga jual energi panas bumi saat ini mencapai 9,7 sen per kwh.
Demikian disampaikan Direktur Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Kardaya Warnika saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (7/11).
"Kami sedang mengkaji, karena lebih baik kalau harga panas bumi yang ditetapkan untuk dibeli oleh PLN itu tidak sama di seluruh Indonesia, karena Indonesia itu sangat luas dan kondisinya beda-beda," kata Kardaya.
Kardaya menjelaskan bahwa kenaikan tersebut diperlukan mengingat potensi energi daerah tersebut hanya bersumber pada panas bumi. Pasalnya jika harus menggunakan BBM, maka biaya yang dikeluarkan akan lebih besar.
"Daripada harus membakar BBM yang harganya jauh lebih mahal, kalau memang harga panas bumi itu naik dan tidak melebihi BBM kenapa tidak. Jadi jangan melihat harganya," jelas Kardaya.
"Tapi prinsipnya, bahwa akan ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, jangan sebut angka. Kalau angkanya berapa inilah yang lagi dikaji," ujarnya.
Kardaya menambahkan bahwa pengkajian harga tersebut berdasarkan pertimbangan aspek lingkungan. Namun apakah pembagian itu berdasarkan wilayah, pemerintah belum bisa menjelaskan lebih detil karena masih dalam studi.
"Saya belum bisa sebut berapa wilayah. Mudah-mudahan saja paling tidak akhir tahun ini sudah selesai," pungkasnya.
Untuk diketahui, harga jual energi panas bumi saat ini mencapai 9,7 sen per kwh.
__._,_.___
--------------------------------------------------------------
Portal Industri : http://www.migas-indonesia.com
No E-mail (Web) : Migas_Indonesia-nomail@yahoogroups.com
Daily Digest : Migas_Indonesia-digest@yahoogroups.com
Individual Mail : Migas_Indonesia-normal@yahoogroups.com
Administrator : Migas_Indonesia-owner@yahoogroups.com
Mirror : http://groups.google.com/group/Migas-Indonesia-Google
Untuk pergantian alamat email dan pengiriman attachment
silahkan hubungi webmaster(at)migas-indonesia.com
HAPUS BAGIAN EMAIL YANG TIDAK DIPERLUKAN SEWAKTU REPLY
PENGIRIMAN ATTACHMENT KE MILIS HARUS MELEWATI ADMINISTRATOR
--------------------------------------------------------------
Portal Industri : http://www.migas-indonesia.com
No E-mail (Web) : Migas_Indonesia-nomail@yahoogroups.com
Daily Digest : Migas_Indonesia-digest@yahoogroups.com
Individual Mail : Migas_Indonesia-normal@yahoogroups.com
Administrator : Migas_Indonesia-owner@yahoogroups.com
Mirror : http://groups.google.com/group/Migas-Indonesia-Google
Untuk pergantian alamat email dan pengiriman attachment
silahkan hubungi webmaster(at)migas-indonesia.com
HAPUS BAGIAN EMAIL YANG TIDAK DIPERLUKAN SEWAKTU REPLY
PENGIRIMAN ATTACHMENT KE MILIS HARUS MELEWATI ADMINISTRATOR
--------------------------------------------------------------
MARKETPLACE
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment